MAKALAH
EKOLOGI HEWAN
POPULASI HEWAN
dan PARAMETERnya
FADHILLA MULIA SARI
16008 / 2010
BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Ekologi Hewan tentang “POPULASI HEWAN DAN PARAMETERNYA”
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas Ekologi Hewan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Armen,selaku dosen pembimbing Ekologi Hewan dan teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Pada makalah ini mungkin terdapat
benyak kekurangan karena luasnya informasi belum sepenuhnya termasuk di makalah
ini. Untuk itu penulis meminta tambahan,kritik dan saran bagi pembaca. Semoga
makalah ini berguna sebagai penunjang dan gambaran pembelajaran Ekologi Hewan
nantinya.
Padang, 28
Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar
pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada
pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar.
Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku
individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari
tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan
yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan,
dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal
tidak adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalam
populasi.
Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia yang
terdiri dari banyak wanita umur 15-35 tahun adalah lebih besar pada populasi
yang terdiri dari kebanyakan laki-laki tua/anak-anak.
Tumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari
kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu,
biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi
mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan pupolasi lain
berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu
eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan
tentang dinamika populasi, pada hakekatnya dengan keseimbangan antara kelehiran
dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu
kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu
kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu
yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat,
kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi
hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa
pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi.
Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan.
B. TUJUAN
1.
Untuk dapat
mengetahui populasi hewan?
2.
Agar dapat menunjukan
populasi hewan dengan parameternya?
3.
Agar dapat
membuktikan populasi hewan?
BAB II
DASAR TEORI
A.
Pengertian populasi
Odum (1998)
mendefinisikan populasi sebagai kelompok kolektif organismee-organismee yang berasal
dari species yang sama yang menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki ciri
atausifat tertentu yang bukan merupakan sifat dari individu. Beberapa sifat itu
adalah kerapatan, natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian),
penyebaran umum, potensi biotik, disperse, dan bentuk pertumbuhan atau
perkembangan. Populasi juga memiliki sifat-sifat genetik yang secara langsung
berkaitan dengan ekologinya yaitu sifat adaptif, sifat keserasian reproduktif
dan ketahanan.
Beberapa sifat Kelompok
Populasi (bukan individu):
1. Densitas populasi (population
dencity)
2. Populasi selalu berubah (Rate
population)
3. Natalitas populasi (natality)
4. Mortalitas populasi (mortality)
5. Berdistribusi umur
6. Potensi biologis & Ketahanan
lingkungan
7. Bentuk &fluktuasi pertumbuhan
8. Berstruktur& beragregasi
9. Berisolasi & Teritorialitas
B. Kepadatan dan kerapatan populasi dan
indeks jumlah relatif
Istilah kepadatan
biasanya digunakan untuk hewan dan manusia, sedangkan istilah kerapatan untuk
tumbuhan. Kepadatan menunjukkan hubungan antara jumlah individu (dalam
populasi) dalam ruang yang ditempati pada waktu tertentu. Misalnya 200 pohoh
per hektar. Harap diingat bahwa perhitungan jumlah terlalau mementingkan arti
organisme kecil sedangkan biomasa terlalu membesarkan arti organisme besar, sedangkan
komponen arus energi memberikan indeks yang lebih baik untuk membandingkan populasi
mana saja dalam ekosistem Dalam peraktik sering kali lebih penting mengetahui
apakah suatu populasi berubah (bertambah / berkurang) dari pada mengetahui
jumlah populasi pada suatu saat. Dalam hal ini jumlah relatif bermanfaat bagi
hubungannyadengan waktu misalny jumlah burung yang terlihat setiap jam.
Kesukaran untuk mengukur kepadatan populasi ialah organisme tidak tersebar
merata, akan tetapi tersebar tidak merata atau berkelompok , oleh karena itu
dalam mengambil sampel penelitian kepadatan populasi harus berhati-hati. Di
daerah everglade florida kerapatan atau kepadatan ikan kecil paada keseluruhan
arca pada musim panas menurun. Tetapi kepadatan ekologi naik pada waktu
permukaaan air surut. Hal ini disebabkan oleh jumlah ikan yang berjubel dalam
air yang sempit. Burung bangau mengatur waktu bertelurnya sedemikian rupa
sehingga pada waktu menetas bertepatan dengan kepadatan ekologi mencapai puncak
atau dengan kata lain persediaan makanan maksimum bertepatan dengan permintaan
makanan yang maksimum karena anak sedang tumbuh. sehingga dengan keadaan ini
memberi kemudahan kepada induk bangau untuk menangkap ikan sebagai makanan
anaknya.
Konsep dasar tentang
laju (rates) Karena populasi merupakan kesatuan yang selalu berubah. Kita tidak
hanya tertarik pada ukuran dan komposisi pada suatu saat, tetapi juga bagaimana
populasi berubah. Beberapa sifat khas penting yang berkaitan dengan perubahan
populasi ialah laju (rates). Suatu laju didapat dengan membagi perubahan dengan
periode waktu berlangsugnya perubahan. Jumlah kelahiran per tahun = laju
kelahiran (birth rates). Terminologi laju/rates tersebut menunjukkan kecepatan
perubahan sesuatu pada suatu waktu. Dalam membahas angka rata-rata perubahan
populasi notasi standar adalah ∆N/∆t (N = besar populasi, t = waktu). Untuk
laju suatu saat/waktu = dN/dt. Kurva pertumbuhan bntuk S dan laju pertumbuhan
bentuk udang , karakteristik untuk populasi tahap pionir (permulaan).
Kerapatan kotor (Crude
Density) adalah jumlah (atau biomasa) persatuan areal seluruhnya. Kerapatan
ekologi atau kerapatan jenis jumlah (biomasa) per satuan ruang habitat (ruang
yang tersedia yang benar-benar dapat diduduki oleh populasi).
·
Natalitas (Angka kelahiran)
Natalitas merupakan
kemampuan populasi untuk tumbuh, laju natalitas/birth rate pada demografi
diperoleh dengan kelahiran, menetas atau berkecambah, pembelahan dan
sebagainya. Natalitas ekologik atau natalitas sebenarnya atau biasa hanya
disebut natalitas adalah kenaikan populasi dalam keadaan sebenarnya. Harganya
tidak tetap tergantung keadaan lingkungan.
Rumus laju natalitas Dimana:
B = laju kelahiran ΔNn = banyaknya
kelahiran Δt = waktu Laju kelahiran per satuan populasi :
Dimana:
b = laju kelahiran per satuan populasi
ΔNn = banyaknya kelahiran
Δt = waktu N = jumlah populasi
seluruhnya Natalitas absolut = Nn t Nn =
∑ individu baru Natalitas Spesifik = Nn ∆t = waktu tertntu N.
∆t Harga laju natalitas selalu >
0 dan tidak pernah negatif. Sedangkan N dapat positif maupun negatif, karena
melibatkan natalitas, mortalitas, emigrasi, imigrasi dan sebagainya
·
Mortalitas (Angka kematian)
Mortalitas
adalah angka kematian dalam populasi. Laju mertalitas adalah laju kematian
dalam demografi ialah jumlah individu yang mati dalam satu satuan waktu. Mortalitas
ekologik yaitu mortalitas nyata / realita, yaitu jumlah individu yang mati
dalam keadaan lingkungan yang sebenarnya , harganya tidak tetap tergantung pada
keadaan lingkungan. Mortalitas minimum (teoritis) adalah kehilangan individu
dari populasi dalam keadaan lingkungan yang ideal dan harganya tetap. Mortalitas
dan natalitas bervariasi menurut umur, terutama organisme berderajat tinggi.
Menurut ito (1959), bentuk kurva survivorship berkaitan dengan perlindungan
induk terhadap anaknya. Pada tawon madu dan burung robin yang memelihara anaknya, bentuk kurva kurang
cekung (concave).Jika dibandingkan dengan bentuk kurva ikan dan belalang yang
tidak memelihara dan melindungi anaknya. Bentuk kurva survivorship dipengaruhi
oleh densitas, populasi dengan densitas tinggi bentuk kurva lebih cekung dari
pada populasi dengan densitas rendah. Menurut ahli/pakar ekologi, peledakan
populasi manusia tidak merupakan ancaman yang gawat bagi kehidupan manusia,
tetapi ancaman bagi mutu kehidupan perseorangan. Manusia beradab telah
meningkatkan longevity ekologisnya karena perbaikan makanan, kesehatan,
sehingga kurva mortalitas mendekati kurva mortalitas minimum yang bersudut
tajam, tetapi jelas mnusia tidak bisa meningkatkan longevity maksimum
fisiologinya, karena itu hampir tidak ada manusia yang berumur lebih dari 100
tahun.
A = Tipe cembung (convex),
mortalitas tinggi waktu mendekati akhir kehidupan.
B1 = Tipe tangga,laju kehidupan
mengalami perubahan drastis pada peralihan dari tingkat perkembangan kehidupan.
B2 = Kurva teoritis, brupa garis
lurus.
B3 = Tipe agak
sigmoid.
C = Tipe cekung
(concave), mortalitas tinggi pada usia muda.
·
Penyebaran umur populasi
Pola
penyebaran umur merupakan sifat penting yang mempengaruhi natalitas dan
mortalitas. Nisbah (perbandingan) dari berbagai kelompok umur dalam suatu
populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung dari populasi
dan menyatakan apa yang biasa dihadapkan pada masa mendatang. Pertumbuhan populasi yang berlangsung cepat
akan mengandung kelompok umur muda, populasi yang stasioner memiliki pembagian
umur yang lebih merata, dan populasi yang menurun menggambarkan sebagian besar
berumur tua (tidak produktif).
Pada penyebaran populasi yang sudah mantap, adanya kelahiran / kematian yang luar biasa akan mengakibatkan perubahan sementara dalam populasi yang kemudian kembali ke keadaan yang matap. Menurut bodenhimer (1939) dalm populasi terdapat 3 kelompok umur ekologis, yaitu:
Pada penyebaran populasi yang sudah mantap, adanya kelahiran / kematian yang luar biasa akan mengakibatkan perubahan sementara dalam populasi yang kemudian kembali ke keadaan yang matap. Menurut bodenhimer (1939) dalm populasi terdapat 3 kelompok umur ekologis, yaitu:
1. Pre- refroduktif
2. Reproduktif
3. Post- reproduktif
Pada manusia ketiga
unsur ini kurang lebih sama panjangnya, pada manusia premitif, post-
refroduktif pendek. Pada beberapa hewan (serangga) dan tanaman fre- reproduktif
sangat lama, reproduktif pendek dan post- reproduktif tidak ada.
·
Pola pertumbuhan populasi dan konsep carrying
capacity (daya dukung)
Populaasi
mempunyai pola pertumbuhan yang sangat khas, disebut bentuk pertumbuhan
populasi. Ada dua pola dasar pertumbuhan berdasar pada pada kurva pertumbuhan
yaitu:
a. Kurva pertumbuhan bentuk
J
b. Kurva pertumbuhan
bentuk S atau sigmoid.
Apabila
distribusi umur dalam keadaan tetap dan tidak berubah laju laju pertumbuhan
spesifik disebut laju intrinsik dari kenaikan alamiah atau r-max. Harga r-max
sering disebut potensial biotik atau potensial refroduktif. Pola pertumbuhan
populasi dapat berbentuk huruf J atau S atau gabungan dari keduanya sesuai
denagan kekhususan pertumbuhan populasi organisme dan lingkungannya. Pada pola
pertumbuhan bentuk J kepadatan naik dengan cepat secara eksponensial kemudian
berhenti mendadak karena hambatan lingkungan atau faktor pembatas bekerja secara
efektif secara mendadak. Pada pola pertumbuhan populasi bentuk sigmoid populasi
mula-mula naik secara lambat kemudian menjadi cepat kemudian lambat kembali
setelah hambatan lingkungan kembali mulai bekerja dan akhirnya hampir seimbang.
Batas atas dimana tidak ada pertumbuhan lagi merupakan asimptot dari kurva
sigmoid yang biasa disebut daya dukung lingkungan atau daya topang. Pada pola
pertumbuhan bentuk J tidak terdapat tingkat keseimbangan akan tetapi batas N
merupakan batas yang ditentukan oleh lingkungan. Persamaan untuk kurva bentuk J
adalah persamaan eksponensial hanya harga N terbatas. Pertumbuhan populasi
berhenti apabila faktor pembatas bekerja mendadak misalnya kekurangan mkanan,udara
beku dan sebagainya.
Untuk kurva pertumbuhan
bentu S persamaannya adalah:
dN = rN K – N atau
dt K = rN – rN2 atau K
= rN ( 1 – N )K
K = K 1 + e(a – rt)
Catatan: :
dN = laju pertumbuhan
populasi (perubahan ∑ dalam waktu) dt
r = laju pertumbuhan
spesifik
N = jumlah individu
dalam populasi
K = ukuran populasi
maksimum = asimptot atas
e = dasar logaritma
a = konstanta
·
Fluktuasi populasi dan ayunan (osilasi)
siklik
Apabila populasi
telah menyelesaikan pertumbuhannya, N, rata-rata sama dengan nol, kepadatan
populsi cendrung berfluktuasi diatas dan dibawah tingkat atas asimptotik atau
daya dukung. Fluktuasi ini merupakan hasil dari perubahan dalam lingkungan
fisik atau intraksi dalam populasi atau keduanya atau antar populasi, karena
itu fluktuasi dapat terjadi meskipun keadaan lingkungan tetap misalnya dalam
laboratorium.
Dialam perlu dibedakan
:
a. Perubahan ukuran populasi musiman yang
sebagian besar dipengaruhi oleh adaptasi sejarah kehidupan bersama- sama dengan
perubahan faktor lingkungan.
b. Fluktuasi tahunan (anual) ada dua macam :
a.
Fluktuasi yang dipengaruhi oleeh perbedaan faktor fisik lingkungan yang terjadi
secara tahunan atau faktor ekstrinsik (yaitu faktor diluar interinsik dalam
populasi). Fluktuasi yang dipengaruhi oleh perbedaan faktor fisik lingkungan
cendrung tidak teratur dan jelas berkaitan dengan variasi dari faktor fisik
yang membatasi misalnya tempratur, curah hujan, dan sebagainya.
b.
Fluktuasi yang terutama dipengaruhi oleh dinamika populasi atau faktor
intrinsik (yaitu faktor dalam populasi). Populasi jenis ini sering
memperlihatkan keteraturan shingga istilah “siklus / daur” adalah memadai.
Fluktuasi tahunan akan hebat pada ekosistem yang relatif sederhana dimana
komunitas hanya terdiri dari beberapa populasi misalnya populasi kutub, hutan
buatan, dan sebagainya. Dapat dikatakan makin tua dan terorganisir komunitas
makin rendahlah fluktuasi populasi.
Faktor – faktor yang menyebabkan :
a. Fluktuasi
kepadatan populasi dapat disebabkan karena variasi faktor fisik luar misalnya variasi
iklim, faktor fisik luar adalah faktor ekstrinsik.
b.Fluktuasi
juga dapat disebabkan karena faktor intrinsik (faktor dalam populasi) misalnya
predasi, penyakit, dan sebagainya. Kadang – kadang sulit untuk menentukan
penyebab fluktuasi karena populasi dapat mengubah dan mengadakan kompensasi
terhadap faktor fisik. Tetapi dapat dikemukakan perinsip dasar sebagai berikut
; makin terorganisir dan matang suatu komunitas serta makin stabil lingkungan
akan makin rendah amplitudo fluktuasi kepadatan populasi.
·
Pengaturan populasi dan konsep-konsep
pengendalian populasi yang bergantung dan tidak bergantung kepada kepadatan
populasi.
Pada
ekosistem dengan keanekaragaman rendah dan sedang mengalami tekanan fisik
cendrung bergantung pada komponen fisik misalnya cuaca, arus, pencemaran, dan
sebagainya. Sedangkan pada ekosistem dengan keberagaman tinggi atau tidak
mengalami tekanan fisik maka populasinya cendrung dikendalikan secara biologik.
Pada semua ekosistem terdapat kecendrungan yang kuat dimana populasi akan berkembang
menurut seleksi alam dan menuju pengendalian diri.
Faktor-faktor ekologik
baik yang berupa faktor pembatas yang merugikan maupun yang bukan faktor
pembatas (faktor yang menguntungkan) atau faktor fositif maupun faktor negatif
terhadap populasi dapat tergolong faktor :
a. Density
independent/ density legislatif atau tidak tergantung kepada kepadatan jika pengaruhnya
atau efeknya tidak tergantung pada besarnya populasi.
Contoh
: faktor iklim, angin ribut, penurunan temperatur yang drastis, faktor cahaya,
dan sebagainya.
b.
Density dependent/ faktor, bergantung kepadatan yaitu faktor ekologi yang
pengaruh atau efeknya terhadap populasi merupakan fungsi dari kepadatan/
densitas populasi. Pengaruh density dpendentseperti pengatur mesin karna
merupakan alat utama untuk mencegah over population dan bertanggung jawab atas
pencapaian kedaaan seimbang (steady state). Merupkan contoh faktor density
dependent ialah fakto-faktor biotik, misalnya kompetisi, parasitisme, pathogen,
natalitas, mortalitas, dan sebagainya. Kadang – kadang keadaan populasi yang
mantap dapat dikacaukan oleh perubahan cuaca misalnya penurunan tempratur yang
drastis yang dapat mengakibatkan menurunnya parasit serangga dan akibatnya
populasi serangga akan naik dengan cepat dan terbentuk kurva bentuk J. Apabila
terjadi keadaan yang demikian akan dapat mengaakibatkan gundulnya pohon – pohon
eucalyptus sehingga serangga akan kekurangan makanan dan populasi serangga akan
menurun kembali secara deraastis. Penurunan populasi pemangsa dapat juga
disebabkan karena naiknya populasi pemangsa akibatnya banyak serangga.
·
Penyebaran populasi
Penyebaran
populasi ialah pindahnya individu atau keturunan (biji, spora, larva) keluar
dari daerah populasi atau dari populasi :
Ada 3 pola penyebaran populasi yaitu :
a. Emigrasi = gerakan keluar satu arah
b.
Immigrasi = gerakan masuk satu arah
c. Migrasi = perpindahan keluar masuk secara periodik.
Pengaruh penyebaran pada populasi akan
mengkibatkan :
a.
Kecil, apabila individu yang masuk atau keluar populasi sedikit tau populasinya
besar.
b.
Besar, apabila penyebaran yang terjadi secara massal (sangat besar jumlahnya) dan
terjadi dalam waktu yang pendek.
Penyebaran populasi dipengaruhi oleh :
1. Barier,
misalnya : sungai, gunung, lembah, dan sebagainya
2. Vigalitas
atau kemampuan gerak organism.
Umumnya organisme
dengan vigalitas tinggi akan memudahkan penyebaran, misalnya: burung, serangga.
Penyebaran merupakan sarana dimana daerah baru atau lahan yang kosong yang
semula tidak dihuni akan menjadi dihuni sehingga terbentuk suatu keseimbangan
baru, disamping itu penyebaran juga penting untuk gene flow dan pembentukan
species baru. Pengaruh penyebaran terhadap populasi tergantung kepada :
a. Status
bentuk pertumbuhan populasi, apakah populasi berada dekat/ jauh dari carrying
capacity (daya dukung), sedang tumbuh atau sedang menurun. Kecepatan penyebaran
dan ini pengaruhi oleh barier dan vigalitas organisme. Apabila populasi dalam
keadaan seimbang dengan factor lingkungannya, maka migrasi atau emigrasi yang
moderat hanya berpengaruh kecil terhadap populasi, akan tetapi apabila populasi
berada diatas atau dibawah daya dukung penyebaran akan bepengaruh lebih nyata
misalnya emigrasi akan mempercepat pertumbuhn populasi atau sebaliknya emigrasi
akan mempercepat pemusnahan. Migrasi sering melibatkan perpindahan massal
populasi (burung, belalang). Ini sering dilakukan oleh golongan vertebrata dan insecta.
Migrani musiman dan anual (siang dan malam ) peting untuk.
b. Menempati
daerah yang kosong.
c. Memungkinkan
organisme memperthankan kepadatan optimum dan aktifitas yang tinggi. Populasi
yang tidak dapat melakukan migrasi serius harus mengalami penurunan kepasatan
populasi atau mengadakan domansi ( istirahat) pada keadaan yang kurang
menguntungkan.
· Pola
penyebaran interen (dispersi).
Penyebaran
(dispersi) individu-individu yang sejenis yang membentuk populasi di dalam
suatu ekosistem mengikuti tiga pola dasar yaitu pola penyebaran bergerombol, pola
penyebaran seragam, dan pola penyebaran acak.
Individu dalam populasi dapat tersebar dengan tiga pola yaitu:
a.
Acak
b.
Seragam (lebih teratur daripada acak)
c.
Berkelompok (tak teratur, tak acak)
Penyebaran secara acak
jarang terjadi di alam dan dapat terjadi apabila lingkungan sangat seragam dan
tidak ada kecendrungan untuk berkelompok.
Penyebaran seragam (uniform) terjadi apabila kompetisi antar individu sangat hebat atau ada organisme positif yang mendrong pembagian ruang yang sama. Berkelompok dengan bermacam derajat merupakan pola yang paling umum ddalam populasidan hampir merupakan aturan apabila dipandang dari sudut individu. Akan tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran berkelompok mendekati acak.
Penyebaran seragam (uniform) terjadi apabila kompetisi antar individu sangat hebat atau ada organisme positif yang mendrong pembagian ruang yang sama. Berkelompok dengan bermacam derajat merupakan pola yang paling umum ddalam populasidan hampir merupakan aturan apabila dipandang dari sudut individu. Akan tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran berkelompok mendekati acak.
Penyebaran secara
berkelompok terutama disebabkan oleh respon dari organisme terhadap perbedaan
habitat secara lokal, respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman,
akibat dari cara atau proses produksi/regenerasi, sifat-sifat organisme dengan
organ vegetatifnya yang menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni. Kecendrungan
organisme untuk berkelompok misalnya waktu berbiak, membentuk koloni (semut,
rayap).
Contoh populasi acak
adalah kutu beras, remis dalam lumpur. Hal ini terjadi karena lingkungan sangat
homogen. Selanjutnya Hutchinson menyebutkan beberapa factor penyebab perbedaan
pola sebaran sebagian anggota populasi adalah:
• Faktor
vektorial yang timbul dari gaya-gaya eksternal, seperti arah angin, arah aliran
air, dan intensitas cahaya.
•
Faktor reproduktif yaitu faktor yang berkaitan dengan cara berkembang biak,
misalnya tumbuhan yang berbiji seperti kemiri sangat lambat menyebar jauh dari pohon
induknya.
•
Faktor sosial sebagai sifat yang dimiliki oleh spesies tertentu, misalnya
perilaku territorial.
•Faktor
koaktif yang timbul karena persaingan intra jenis.
• Faktor stokastik karena adanya keragaman acak dalam salah satu faktor di atas.
• Faktor stokastik karena adanya keragaman acak dalam salah satu faktor di atas.
Dinamika
Populasi
Merupakan
ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan populasi. Hal ini tentu
berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan
populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang
bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme “density independent” (mekanisme
yang tak bergantung pada kerapatan).
Secara
umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1.
Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2.
Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3.
Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga
kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam
populasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian
Populasi Adalah: kelompok organisme sejenis (atau kelompok individu organisme
yang terdiri dari spesies yang sama).
2. Beberapa sifat Kelompok Populasi (bukan
individu)
1. Densitas
populasi (population dencity)
2. Bentuk
& fluktuasi
3. Populasi
selalu berubah (Rate population) tumbuhan
4. Natalitas
populasi (natality)
5. Berstruktur
& beragregasi
6. Mortalitas
populasi (mortality)
7. Berisolasi
& Teritorialitas
8. Berdistribusi
umur
9. Potensi
biologis & Ketahanan lingkungan
3. Secara
garis besar dapt disimpulkan bahwwa ada berbagai macam bentuk interaksi antara
satu spesies dengan spesies yang lainnya diantaranya adalah :
·
Netralisme
·
Kompetisi tipe gangguan langsung
·
Kompetisi tipe penggunaan sumber daya
·
Amensalisme
·
Parasitisme
·
Predasi
·
Komensalisme
·
Protokooperasi
·
Mutualisme
B. Saran
Makalah
ini tidakterlepas dari kesalahan terima kasih atas saranagar lebih kedepanya
dapat membangun untuk makalah lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar