Senin, 26 November 2012

EKOLOGI


 MAKALAH
EKOLOGI HEWAN
POPULASI HEWAN dan PARAMETERnya






FADHILLA MULIA SARI
16008 / 2010
BIOLOGI




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012

Kata Pengantar
Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ekologi Hewan tentang “POPULASI HEWAN DAN PARAMETERNYA”
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ekologi Hewan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Armen,selaku dosen pembimbing Ekologi Hewan dan teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Pada makalah ini mungkin terdapat benyak kekurangan karena luasnya informasi belum sepenuhnya termasuk di makalah ini. Untuk itu penulis meminta tambahan,kritik dan saran bagi pembaca. Semoga makalah ini berguna sebagai penunjang dan gambaran pembelajaran Ekologi Hewan nantinya.
                                                                                                           
Padang, 28 Maret 2012
Penulis








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar.
Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalam populasi.
Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia yang terdiri dari banyak wanita umur 15-35 tahun adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki-laki tua/anak-anak.
Tumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakekatnya dengan keseimbangan antara kelehiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan.

B.     TUJUAN
1.      Untuk dapat mengetahui populasi hewan?
2.      Agar dapat menunjukan populasi hewan dengan parameternya?
3.      Agar dapat membuktikan populasi hewan?

















BAB II
DASAR TEORI
A.    Pengertian populasi
Odum (1998) mendefinisikan populasi sebagai kelompok kolektif organismee-organismee yang berasal dari species yang sama yang menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki ciri atausifat tertentu yang bukan merupakan sifat dari individu. Beberapa sifat itu adalah kerapatan, natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian), penyebaran umum, potensi biotik, disperse, dan bentuk pertumbuhan atau perkembangan. Populasi juga memiliki sifat-sifat genetik yang secara langsung berkaitan dengan ekologinya yaitu sifat adaptif, sifat keserasian reproduktif dan ketahanan.
Beberapa sifat Kelompok Populasi (bukan individu):
1. Densitas populasi (population dencity)
2. Populasi selalu berubah (Rate population)
3. Natalitas populasi (natality)
4. Mortalitas populasi (mortality)
5. Berdistribusi umur
6. Potensi biologis & Ketahanan lingkungan
7. Bentuk &fluktuasi pertumbuhan
8. Berstruktur& beragregasi
9. Berisolasi & Teritorialitas
B. Kepadatan dan kerapatan populasi dan indeks jumlah relatif
Istilah kepadatan biasanya digunakan untuk hewan dan manusia, sedangkan istilah kerapatan untuk tumbuhan. Kepadatan menunjukkan hubungan antara jumlah individu (dalam populasi) dalam ruang yang ditempati pada waktu tertentu. Misalnya 200 pohoh per hektar. Harap diingat bahwa perhitungan jumlah terlalau mementingkan arti organisme kecil sedangkan biomasa terlalu membesarkan arti organisme besar, sedangkan komponen arus energi memberikan indeks  yang lebih baik untuk membandingkan populasi mana saja dalam ekosistem Dalam peraktik sering kali lebih penting mengetahui apakah suatu populasi berubah (bertambah / berkurang) dari pada mengetahui jumlah populasi pada suatu saat. Dalam hal ini jumlah relatif bermanfaat bagi hubungannyadengan waktu misalny jumlah burung yang terlihat setiap jam. Kesukaran untuk mengukur kepadatan populasi ialah organisme tidak tersebar merata, akan tetapi tersebar tidak merata atau berkelompok , oleh karena itu dalam mengambil sampel penelitian kepadatan populasi harus berhati-hati. Di daerah everglade florida kerapatan atau kepadatan ikan kecil paada keseluruhan arca pada musim panas menurun. Tetapi kepadatan ekologi naik pada waktu permukaaan air surut. Hal ini disebabkan oleh jumlah ikan yang berjubel dalam air yang sempit. Burung bangau mengatur waktu bertelurnya sedemikian rupa sehingga pada waktu menetas bertepatan dengan kepadatan ekologi mencapai puncak atau dengan kata lain persediaan makanan maksimum bertepatan dengan permintaan makanan yang maksimum karena anak sedang tumbuh. sehingga dengan keadaan ini memberi kemudahan kepada induk bangau untuk menangkap ikan sebagai makanan anaknya.
Konsep dasar tentang laju (rates) Karena populasi merupakan kesatuan yang selalu berubah. Kita tidak hanya tertarik pada ukuran dan komposisi pada suatu saat, tetapi juga bagaimana populasi berubah. Beberapa sifat khas penting yang berkaitan dengan perubahan populasi ialah laju (rates). Suatu laju didapat dengan membagi perubahan dengan periode waktu berlangsugnya perubahan. Jumlah kelahiran per tahun = laju kelahiran (birth rates). Terminologi laju/rates tersebut menunjukkan kecepatan perubahan sesuatu pada suatu waktu. Dalam membahas angka rata-rata perubahan populasi notasi standar adalah ∆N/∆t (N = besar populasi, t = waktu). Untuk laju suatu saat/waktu = dN/dt. Kurva pertumbuhan bntuk S dan laju pertumbuhan bentuk udang , karakteristik untuk populasi tahap pionir (permulaan).
Kerapatan kotor (Crude Density) adalah jumlah (atau biomasa) persatuan areal seluruhnya. Kerapatan ekologi atau kerapatan jenis jumlah (biomasa) per satuan ruang habitat (ruang yang tersedia yang benar-benar dapat diduduki oleh populasi).

·         Natalitas (Angka kelahiran)
Natalitas merupakan kemampuan populasi untuk tumbuh, laju natalitas/birth rate pada demografi diperoleh dengan kelahiran, menetas atau berkecambah, pembelahan dan sebagainya. Natalitas ekologik atau natalitas sebenarnya atau biasa hanya disebut natalitas adalah kenaikan populasi dalam keadaan sebenarnya. Harganya tidak tetap tergantung keadaan lingkungan.
Rumus laju natalitas Dimana:
B = laju kelahiran ΔNn = banyaknya kelahiran Δt = waktu Laju kelahiran per satuan  populasi :
Dimana:
 b = laju kelahiran per satuan populasi
 ΔNn = banyaknya kelahiran
Δt = waktu N = jumlah populasi seluruhnya Natalitas absolut = Nn  t Nn = ∑ individu baru Natalitas Spesifik = Nn ∆t = waktu tertntu N.
∆t Harga laju natalitas selalu > 0 dan tidak pernah negatif. Sedangkan N dapat positif maupun negatif, karena melibatkan natalitas, mortalitas, emigrasi, imigrasi dan sebagainya
·         Mortalitas (Angka kematian)
Mortalitas adalah angka kematian dalam populasi. Laju mertalitas adalah laju kematian dalam demografi ialah jumlah individu yang mati dalam satu satuan waktu. Mortalitas ekologik yaitu mortalitas nyata / realita, yaitu jumlah individu yang mati dalam keadaan lingkungan yang sebenarnya , harganya tidak tetap tergantung pada keadaan lingkungan. Mortalitas minimum (teoritis) adalah kehilangan individu dari populasi dalam keadaan lingkungan yang ideal dan harganya tetap. Mortalitas dan natalitas bervariasi menurut umur, terutama organisme berderajat tinggi. Menurut ito (1959), bentuk kurva survivorship berkaitan dengan perlindungan induk terhadap anaknya. Pada tawon madu dan burung robin yang  memelihara anaknya, bentuk kurva kurang cekung (concave).Jika dibandingkan dengan bentuk kurva ikan dan belalang yang tidak memelihara dan melindungi anaknya. Bentuk kurva survivorship dipengaruhi oleh densitas, populasi dengan densitas tinggi bentuk kurva lebih cekung dari pada populasi dengan densitas rendah. Menurut ahli/pakar ekologi, peledakan populasi manusia tidak merupakan ancaman yang gawat bagi kehidupan manusia, tetapi ancaman bagi mutu kehidupan perseorangan. Manusia beradab telah meningkatkan longevity ekologisnya karena perbaikan makanan, kesehatan, sehingga kurva mortalitas mendekati kurva mortalitas minimum yang bersudut tajam, tetapi jelas mnusia tidak bisa meningkatkan longevity maksimum fisiologinya, karena itu hampir tidak ada manusia yang berumur lebih dari 100 tahun.
A = Tipe cembung (convex), mortalitas tinggi waktu mendekati akhir kehidupan.
B1 = Tipe tangga,laju kehidupan mengalami perubahan drastis pada peralihan dari tingkat perkembangan kehidupan.
B2 = Kurva teoritis, brupa garis lurus.
B3 = Tipe agak sigmoid.
C = Tipe cekung (concave), mortalitas tinggi pada usia muda.
·         Penyebaran umur populasi
Pola penyebaran umur merupakan sifat penting yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Nisbah (perbandingan) dari berbagai kelompok umur dalam suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung dari populasi dan menyatakan apa yang biasa dihadapkan pada masa mendatang.  Pertumbuhan populasi yang berlangsung cepat akan mengandung kelompok umur muda, populasi yang stasioner memiliki pembagian umur yang lebih merata, dan populasi yang menurun menggambarkan sebagian besar berumur tua (tidak produktif).
            Pada penyebaran populasi yang sudah mantap, adanya kelahiran / kematian yang luar biasa akan mengakibatkan perubahan sementara dalam populasi yang kemudian kembali ke keadaan yang matap. Menurut bodenhimer (1939) dalm populasi terdapat 3 kelompok umur ekologis, yaitu:
1. Pre- refroduktif      
2. Reproduktif
3. Post- reproduktif
Pada manusia ketiga unsur ini kurang lebih sama panjangnya, pada manusia premitif, post- refroduktif pendek. Pada beberapa hewan (serangga) dan tanaman fre- reproduktif sangat lama, reproduktif pendek dan post- reproduktif tidak ada.
·         Pola pertumbuhan populasi dan konsep carrying capacity (daya dukung)
Populaasi mempunyai pola pertumbuhan yang sangat khas, disebut bentuk pertumbuhan populasi. Ada dua pola dasar pertumbuhan berdasar pada pada kurva pertumbuhan yaitu:
a. Kurva pertumbuhan bentuk J
b. Kurva pertumbuhan bentuk S atau sigmoid.
Apabila distribusi umur dalam keadaan tetap dan tidak berubah laju laju pertumbuhan spesifik disebut laju intrinsik dari kenaikan alamiah atau r-max. Harga r-max sering disebut potensial biotik atau potensial refroduktif. Pola pertumbuhan populasi dapat berbentuk huruf J atau S atau gabungan dari keduanya sesuai denagan kekhususan pertumbuhan populasi organisme dan lingkungannya. Pada pola pertumbuhan bentuk J kepadatan naik dengan cepat secara eksponensial kemudian berhenti mendadak karena hambatan lingkungan atau faktor pembatas bekerja secara efektif secara mendadak. Pada pola pertumbuhan populasi bentuk sigmoid populasi mula-mula naik secara lambat kemudian menjadi cepat kemudian lambat kembali setelah hambatan lingkungan kembali mulai bekerja dan akhirnya hampir seimbang. Batas atas dimana tidak ada pertumbuhan lagi merupakan asimptot dari kurva sigmoid yang biasa disebut daya dukung lingkungan atau daya topang. Pada pola pertumbuhan bentuk J tidak terdapat tingkat keseimbangan akan tetapi batas N merupakan batas yang ditentukan oleh lingkungan. Persamaan untuk kurva bentuk J adalah persamaan eksponensial hanya harga N terbatas. Pertumbuhan populasi berhenti apabila faktor pembatas bekerja mendadak misalnya kekurangan mkanan,udara beku dan sebagainya.
Untuk kurva pertumbuhan bentu S persamaannya adalah:
dN = rN K – N atau
dt K = rN – rN2 atau K = rN ( 1 – N )K
K = K 1 + e(a – rt)
Catatan: :
dN = laju pertumbuhan populasi (perubahan ∑ dalam waktu) dt
r = laju pertumbuhan spesifik
N = jumlah individu dalam populasi
K = ukuran populasi maksimum = asimptot atas
e = dasar logaritma
a = konstanta
·         Fluktuasi populasi dan ayunan (osilasi) siklik
Apabila populasi telah menyelesaikan pertumbuhannya, N, rata-rata sama dengan nol, kepadatan populsi cendrung berfluktuasi diatas dan dibawah tingkat atas asimptotik atau daya dukung. Fluktuasi ini merupakan hasil dari perubahan dalam lingkungan fisik atau intraksi dalam populasi atau keduanya atau antar populasi, karena itu fluktuasi dapat terjadi meskipun keadaan lingkungan tetap misalnya dalam laboratorium.
Dialam perlu dibedakan :
a.        Perubahan ukuran populasi musiman yang sebagian besar dipengaruhi oleh adaptasi sejarah kehidupan bersama- sama dengan perubahan faktor lingkungan.
b.       Fluktuasi tahunan (anual)  ada dua macam :
a. Fluktuasi yang dipengaruhi oleeh perbedaan faktor fisik lingkungan yang terjadi secara tahunan atau faktor ekstrinsik (yaitu faktor diluar interinsik dalam populasi). Fluktuasi yang dipengaruhi oleh perbedaan faktor fisik lingkungan cendrung tidak teratur dan jelas berkaitan dengan variasi dari faktor fisik yang membatasi misalnya tempratur, curah hujan, dan sebagainya.
b. Fluktuasi yang terutama dipengaruhi oleh dinamika populasi atau faktor intrinsik (yaitu faktor dalam populasi). Populasi jenis ini sering memperlihatkan keteraturan shingga istilah “siklus / daur” adalah memadai. Fluktuasi tahunan akan hebat pada ekosistem yang relatif sederhana dimana komunitas hanya terdiri dari beberapa populasi misalnya populasi kutub, hutan buatan, dan sebagainya. Dapat dikatakan makin tua dan terorganisir komunitas makin rendahlah fluktuasi populasi.
Faktor – faktor yang menyebabkan :
a. Fluktuasi kepadatan populasi dapat disebabkan karena variasi faktor fisik luar misalnya variasi iklim, faktor fisik luar adalah faktor ekstrinsik.
b.Fluktuasi juga dapat disebabkan karena faktor intrinsik (faktor dalam populasi) misalnya predasi, penyakit, dan sebagainya. Kadang – kadang sulit untuk menentukan penyebab fluktuasi karena populasi dapat mengubah dan mengadakan kompensasi terhadap faktor fisik. Tetapi dapat dikemukakan perinsip dasar sebagai berikut ; makin terorganisir dan matang suatu komunitas serta makin stabil lingkungan akan makin rendah amplitudo fluktuasi kepadatan populasi.
·         Pengaturan populasi dan konsep-konsep pengendalian populasi yang bergantung dan tidak bergantung kepada kepadatan populasi.
Pada ekosistem dengan keanekaragaman rendah dan sedang mengalami tekanan fisik cendrung bergantung pada komponen fisik misalnya cuaca, arus, pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan pada ekosistem dengan keberagaman tinggi atau tidak mengalami tekanan fisik maka populasinya cendrung dikendalikan secara biologik. Pada semua ekosistem terdapat kecendrungan yang kuat dimana populasi akan berkembang menurut seleksi alam dan menuju pengendalian diri.
Faktor-faktor ekologik baik yang berupa faktor pembatas yang merugikan maupun yang bukan faktor pembatas (faktor yang menguntungkan) atau faktor fositif maupun faktor negatif terhadap populasi dapat tergolong faktor :
a. Density independent/ density legislatif atau tidak tergantung kepada kepadatan jika pengaruhnya atau efeknya tidak tergantung pada besarnya populasi.
Contoh : faktor iklim, angin ribut, penurunan temperatur yang drastis, faktor cahaya, dan sebagainya.
b. Density dependent/ faktor, bergantung kepadatan yaitu faktor ekologi yang pengaruh atau efeknya terhadap populasi merupakan fungsi dari kepadatan/ densitas populasi. Pengaruh density dpendentseperti pengatur mesin karna merupakan alat utama untuk mencegah over population dan bertanggung jawab atas pencapaian kedaaan seimbang (steady state). Merupkan contoh faktor density dependent ialah fakto-faktor biotik, misalnya kompetisi, parasitisme, pathogen, natalitas, mortalitas, dan sebagainya. Kadang – kadang keadaan populasi yang mantap dapat dikacaukan oleh perubahan cuaca misalnya penurunan tempratur yang drastis yang dapat mengakibatkan menurunnya parasit serangga dan akibatnya populasi serangga akan naik dengan cepat dan terbentuk kurva bentuk J. Apabila terjadi keadaan yang demikian akan dapat mengaakibatkan gundulnya pohon – pohon eucalyptus sehingga serangga akan kekurangan makanan dan populasi serangga akan menurun kembali secara deraastis. Penurunan populasi pemangsa dapat juga disebabkan karena naiknya populasi pemangsa akibatnya banyak serangga.
·         Penyebaran populasi
Penyebaran populasi ialah pindahnya individu atau keturunan (biji, spora, larva) keluar dari daerah populasi atau dari populasi :
Ada 3 pola penyebaran populasi yaitu :
a. Emigrasi      = gerakan keluar satu arah
b. Immigrasi    = gerakan masuk satu arah
c. Migrasi        = perpindahan keluar masuk secara periodik.
Pengaruh penyebaran pada populasi akan mengkibatkan :
a. Kecil, apabila individu yang masuk atau keluar populasi sedikit tau populasinya besar.
b. Besar, apabila penyebaran yang terjadi secara massal (sangat besar jumlahnya) dan   terjadi dalam waktu yang pendek.
Penyebaran populasi dipengaruhi oleh :
1. Barier, misalnya : sungai, gunung, lembah, dan sebagainya
2. Vigalitas atau kemampuan gerak organism.
Umumnya organisme dengan vigalitas tinggi akan memudahkan penyebaran, misalnya: burung, serangga. Penyebaran merupakan sarana dimana daerah baru atau lahan yang kosong yang semula tidak dihuni akan menjadi dihuni sehingga terbentuk suatu keseimbangan baru, disamping itu penyebaran juga penting untuk gene flow dan pembentukan species baru. Pengaruh penyebaran terhadap populasi tergantung kepada :
a.    Status bentuk pertumbuhan populasi, apakah populasi berada dekat/ jauh dari carrying capacity (daya dukung), sedang tumbuh atau sedang menurun. Kecepatan penyebaran dan ini pengaruhi oleh barier dan vigalitas organisme. Apabila populasi dalam keadaan seimbang dengan factor lingkungannya, maka migrasi atau emigrasi yang moderat hanya berpengaruh kecil terhadap populasi, akan tetapi apabila populasi berada diatas atau dibawah daya dukung penyebaran akan bepengaruh lebih nyata misalnya emigrasi akan mempercepat pertumbuhn populasi atau sebaliknya emigrasi akan mempercepat pemusnahan. Migrasi sering melibatkan perpindahan massal populasi (burung, belalang). Ini sering dilakukan oleh golongan vertebrata dan insecta. Migrani musiman dan anual (siang dan malam ) peting untuk.
b.    Menempati daerah yang kosong.
c.    Memungkinkan organisme memperthankan kepadatan optimum dan aktifitas yang tinggi. Populasi yang tidak dapat melakukan migrasi serius harus mengalami penurunan kepasatan populasi atau mengadakan domansi ( istirahat) pada keadaan yang kurang menguntungkan.
·      Pola penyebaran interen (dispersi).
Penyebaran (dispersi) individu-individu yang sejenis yang membentuk populasi di dalam suatu ekosistem mengikuti tiga pola dasar yaitu pola penyebaran bergerombol, pola penyebaran seragam, dan pola penyebaran acak.  Individu dalam populasi dapat tersebar dengan tiga pola yaitu:
a. Acak
b. Seragam (lebih teratur daripada acak)
c. Berkelompok (tak teratur, tak acak)
Penyebaran secara acak jarang terjadi di alam dan dapat terjadi apabila lingkungan sangat seragam dan tidak ada kecendrungan untuk berkelompok.
            Penyebaran seragam (uniform) terjadi apabila kompetisi antar individu sangat hebat atau ada organisme positif yang mendrong pembagian ruang yang sama. Berkelompok dengan bermacam derajat merupakan pola yang paling umum ddalam populasidan hampir merupakan aturan apabila dipandang dari sudut individu. Akan tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran berkelompok mendekati acak.
Penyebaran secara berkelompok terutama disebabkan oleh respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal, respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman, akibat dari cara atau proses produksi/regenerasi, sifat-sifat organisme dengan organ vegetatifnya yang menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni. Kecendrungan organisme untuk berkelompok misalnya waktu berbiak, membentuk koloni (semut, rayap).
Contoh populasi acak adalah kutu beras, remis dalam lumpur. Hal ini terjadi karena lingkungan sangat homogen. Selanjutnya Hutchinson menyebutkan beberapa factor penyebab perbedaan pola sebaran sebagian anggota populasi adalah:
• Faktor vektorial yang timbul dari gaya-gaya eksternal, seperti arah angin, arah aliran air, dan intensitas cahaya. 
• Faktor reproduktif yaitu faktor yang berkaitan dengan cara berkembang biak, misalnya tumbuhan yang berbiji seperti kemiri sangat lambat menyebar jauh dari pohon induknya.
• Faktor sosial sebagai sifat yang dimiliki oleh spesies tertentu, misalnya perilaku  territorial.
•Faktor koaktif yang timbul karena persaingan intra jenis.
• Faktor stokastik karena adanya keragaman acak dalam salah satu faktor di atas.
Dinamika Populasi
Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1.    Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2.    Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3.    Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4.    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam populasi.














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengertian Populasi Adalah: kelompok organisme sejenis (atau kelompok individu organisme yang terdiri dari spesies yang sama).
2.       Beberapa sifat Kelompok Populasi (bukan individu)
1.      Densitas populasi (population dencity)
2.      Bentuk & fluktuasi
3.      Populasi selalu berubah (Rate population) tumbuhan
4.      Natalitas populasi (natality)
5.      Berstruktur & beragregasi
6.      Mortalitas populasi (mortality)
7.      Berisolasi & Teritorialitas
8.      Berdistribusi umur
9.      Potensi biologis & Ketahanan lingkungan
3.      Secara garis besar dapt disimpulkan bahwwa ada berbagai macam bentuk interaksi antara satu spesies dengan spesies yang lainnya diantaranya adalah :
·         Netralisme
·         Kompetisi tipe gangguan langsung
·         Kompetisi tipe penggunaan sumber daya
·         Amensalisme
·         Parasitisme
·         Predasi
·         Komensalisme
·         Protokooperasi
·         Mutualisme
B.     Saran
Makalah ini tidakterlepas dari kesalahan terima kasih atas saranagar lebih kedepanya dapat membangun untuk makalah lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar